LOTUS
BIRTH DAN WATER BIRTH
A. LOTUS BIRTH
1.
Apa
Itu Lotus Birth?
Lotus Birth atau tali pusat yang tidak
dipotong adalah proses melahirkan bayi dengan tetap membiarkan tali pusat
terhubung dengan plasenta selama beberapa hari.
praktek meninggalkan tali pusat yang tidak diklem dan
lahir secara utuh, daripada ikut menghalangi proses fisiologis normal
dalam perubahan Wharton's jelly yang menghasilkan pengkleman internal alami
dalam 10-20 menit pasca persalinan. Tali pusat kemudian Kering dan akhirnya
lepas dari umbilicus. Pelepasan tersebut umumnya terjadi 3-10 hari setelah
lahir.
Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) menekankan pentingnya penyatuan atau penggabungan
pendekatan untuk asuhan ibu dan bayi, dan menyatakan dengan jelas (dalam Panduan
Praktis Asuhan Persalinan Normal:, Geneva, Swiss, 1997) "Penundaan
Pengkleman (atau tidak sama sekali diklem) adalah cara fisiologis dalam
perawatan tali pusat, dan pengkleman tali pusat secara dini merupakan
intervensi yang masih memerlukan pembuktian lebih lanjut."
Lotus Birth jarang dilakukan di
rumah sakit tetapi umumnya dilakukan di klinik dan rumah bersalin, sehingga
proses bonding attachment antara ibu dan bayi dapat dilakukan, hal ini tentunya
bermanfaat bagi ibu dan bayi yang baru lahir .
Sementara
penolong persalinan segera melakukan penilaian Apgar dan hal lain yang
diperlukan oleh bayi seperti suction atau rangsang taktil, sedangkan
prosedur yang lebih lanjut ditunda terlebih dahulu sampai satu jam setelah
melahirkan. Tali pusat bayi dipegang dengan tangan ibu, atau dipegang oleh ayah
atau asisten penolong persalinan selama penjahitan ibu.
Karena adanya praktek budaya yang berbeda maka proses
pengawetan plasenta dilakukan dalam berbagai cara yang berbeda. Beberapa orang
lebih memilih untuk menyimpan plasenta sehingga dapat menguburkannya dengan
anak di akhir kehidupan anak tersebut. Sedangkan yang lainnya membiarkan
plasenta sampai mengerut dan mengering secara alami dan kemudian dikuburkan.
Salah satu contohnya adalah Orang-orang Igbo di Nigeria, mereka menguburkan
plasenta setelah lahir dan sering menanam pohon diatas kuburan plasenta
tersebut.
Pada Lotus Birth, kelebihan cairan yang dikeluarkan plasenta disimpan dalam mangkuk atau waskom terbuka atau dibungkus kain, lalu didekatkan dengan bayi. Kain yang digunakan untuk menutupi plasenta atau wadah yang digunakan harus memungkinkan terjadinya pertukaran udara, sehingga plasenta mendapatkan udara dan mulai mengering serta tidak berbau busuk. Garam laut sering digunakan untuk mempercepat proses pengeringan plasenta. Kadang-kadang minyak esensial, seperti lavender, atau bubuk tumbuh-tumbuhan seperti goldenseal, neem, bersama dengan lavender juga digunakan untuk tambahan antibacterial.
Apabila tindakan pengeringan plasenta tidak diterapkan dengan baik plasenta akan memiliki bau yang berbeda, bau tersebut dapat diatasi dengan penanaman plasenta secara langsung atau didinginkan setelah minggu pertama pasca persalinan.
Manajemen aktif Kala Tiga persalinan merupakan praktek dan pelatihan medis umum yang digunakan untuk mempercepat kelahiran plasenta. Tahap-tahap manajemen aktif kala tiga tersebut adalah : pemberian oksitosin, pengkleman tali pusat segera, memotong tali pusat, peregangan tali pusat terkendali, masase fundus.
Pada Lotus Birth, kelebihan cairan yang dikeluarkan plasenta disimpan dalam mangkuk atau waskom terbuka atau dibungkus kain, lalu didekatkan dengan bayi. Kain yang digunakan untuk menutupi plasenta atau wadah yang digunakan harus memungkinkan terjadinya pertukaran udara, sehingga plasenta mendapatkan udara dan mulai mengering serta tidak berbau busuk. Garam laut sering digunakan untuk mempercepat proses pengeringan plasenta. Kadang-kadang minyak esensial, seperti lavender, atau bubuk tumbuh-tumbuhan seperti goldenseal, neem, bersama dengan lavender juga digunakan untuk tambahan antibacterial.
Apabila tindakan pengeringan plasenta tidak diterapkan dengan baik plasenta akan memiliki bau yang berbeda, bau tersebut dapat diatasi dengan penanaman plasenta secara langsung atau didinginkan setelah minggu pertama pasca persalinan.
Manajemen aktif Kala Tiga persalinan merupakan praktek dan pelatihan medis umum yang digunakan untuk mempercepat kelahiran plasenta. Tahap-tahap manajemen aktif kala tiga tersebut adalah : pemberian oksitosin, pengkleman tali pusat segera, memotong tali pusat, peregangan tali pusat terkendali, masase fundus.
Ibu dan bayi akan
mendapatkan manfaat lebih besar dengan metode Lotus Birth, terutama dalam hal
bonding. Dan pemotongan tali pusat sebelum waktunya lepas dengan sendirinya,
dapat menyebabkan bayi lebih mudah terkena infeksi. Sistem imun bayi mengalami tantangan
yang besar setelah dilahirkan. Dan membiarkan tali pusat terlepas secara alami
akan menjaga volume darah bayi, sehingga meningkatkan daya tahan tubuh.
2.
Asal
Usul Lotus Birth
Negara perintis Lotus birth adalah Amerika.
Lotus birth dilakukan sebagai langkah pencegahan untuk melindungi bayi dari
infeksi luka yang terbuka. Meskipun Lotus birth ini merupakan suatu fenomena
yang baru, tapi penundaan pemotongan tali pusat sudah ada dalam budaya Bali dan
budaya suku Aborigin Australia. Dan keputusan Lotus birth serta dampak
fisiologis yang dapat terjadi merupakan tanggung jawab dari klien yang telah
memilih dan membuat keputusan tersebut.
Primatolog Jane Goodall, adalah orang pertama untuk melakukan apapun studi jangka panjang dari simpanse di alam bebas Pada hewan Simpanse, yang merupakan mamalia dengan 99% bahan genetik hampir sama dengan manusia, juga pada prakteknya membiarkan plasenta utuh, tidak merusaknya bahkan memotongnya. Hal itu dikenal dengan fakta primatologis. Lotus Birth, saat ini merupakan informed choice yang dilakukan minoritas dari homebirth dan hospital birth hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian Sarah Buckley, MD dan Int'l Bidan Robin Lim. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Lotus Birth kita dapat melanjutkan pendidikan berlisensi sertifikasi bidan dan perawat bidan atau juranl penelitian seperti dalam majalah kebidanan dan Midwifery Today and Mothering.
Informasi mengenai lotus birth ini terdapat dalam ajaran Budha, Hindu, Kristen serta Yahudi. Di Tibet dan Zen Buddhisme, istilah "kelahiran teratai" digunakan untuk menggambarkan para guru spiritual seperti Buddha Gautama dan Padmasambhava (Lien Sen-hua), menekankan mereka masuk ke dunia sebagai utuh, anak-anak kudus. Kelahiran referensi teratai juga ditemukan dalam Hinduisme, misalnya dalam kisah kelahiran Wisnu. Sampai sekarang belum ada penelitian lebih lanjut mengenai penyakit kuning dan kehilangan berat badan bayi karena tindakan Lotus birth.
Primatolog Jane Goodall, adalah orang pertama untuk melakukan apapun studi jangka panjang dari simpanse di alam bebas Pada hewan Simpanse, yang merupakan mamalia dengan 99% bahan genetik hampir sama dengan manusia, juga pada prakteknya membiarkan plasenta utuh, tidak merusaknya bahkan memotongnya. Hal itu dikenal dengan fakta primatologis. Lotus Birth, saat ini merupakan informed choice yang dilakukan minoritas dari homebirth dan hospital birth hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian Sarah Buckley, MD dan Int'l Bidan Robin Lim. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Lotus Birth kita dapat melanjutkan pendidikan berlisensi sertifikasi bidan dan perawat bidan atau juranl penelitian seperti dalam majalah kebidanan dan Midwifery Today and Mothering.
Informasi mengenai lotus birth ini terdapat dalam ajaran Budha, Hindu, Kristen serta Yahudi. Di Tibet dan Zen Buddhisme, istilah "kelahiran teratai" digunakan untuk menggambarkan para guru spiritual seperti Buddha Gautama dan Padmasambhava (Lien Sen-hua), menekankan mereka masuk ke dunia sebagai utuh, anak-anak kudus. Kelahiran referensi teratai juga ditemukan dalam Hinduisme, misalnya dalam kisah kelahiran Wisnu. Sampai sekarang belum ada penelitian lebih lanjut mengenai penyakit kuning dan kehilangan berat badan bayi karena tindakan Lotus birth.
Praktek
kesehatan ini pertama kali di dunia Barat dipopulerkan oleh Jeannine
Parvati Baker, penulis buku pertama tentang yoga prenatal di prenatal yoga in
the West, Prenatal Yoga & Natural Childbirth. Buku itu menggambarkan
pengalaman persalinannya sendiri sebanyak dua kali. Proses persalinan tersebut
diilhami nilai yoga ahimsa serta yoga pengajaran inti yang melekat dalam proses
ikatan primal.
3.
Alasan
Memilih Lotus Birth
Setiap ibu memiliki alasan sendiri. Berikut ini adalah beberapa alasan ibu untuk memilih Lotus Birth:
Setiap ibu memiliki alasan sendiri. Berikut ini adalah beberapa alasan ibu untuk memilih Lotus Birth:
a. tidak ada keinginan ibu untuk
memisahkan plasenta dari bayi dengan cara
memotong tali pusat.
b. Supaya proses transisi bayi terjadi
secara lembut dan damai, yang memungkinkan penolong persalinan untuk memotong
tali pusat pada waktu yang tepat.
c. Merupakan suatu penghormatan
terhadap bayi dan plasenta
d. 100% menjamin bahwa bayi mendapatkan
volume darah optimal dan spesifik yang diperlukan bagi bayi.
e. Mendorong ibu untuk menenangkan diri
pada minggu pertama postpartum sebagai masa pemulihan sehingga bayi mendapat
perhatian penuh.
f. Mengurangi kematian bayi karena
pengunjung yang ingin bertemu bayi. Sebagian besar pengunjung akan lebih
memilih untuk menunggu hingga plasenta telah lepas.
g. Alasan rohani atau emosional.
h. Tradisi budaya yang harus dilakukan.
i.
Tidak
khawatir tentang bagaimana mengklem, memotong atau mengikat tali pusat.
j.
Kemungkinan
menurunkan risiko infeksi (Lotus Birth memastikan sistem tertutup antara
plasenta, tali pusat, dan bayi sehingga tidak ada luka terbuka)
k. Kemungkinan menurunkan waktu
penyembuhan luka pada perut (adanya luka membutuhkan waktu untuk
penyembuhan.sedangkan jika tidak ada luka, waktu penyembuhan akan minimal)
Hanya karena
tali pusat telah berhenti berdenyut tidak berarti tali pusat menjadi
tidak berguna lagi. Ada yang masih mengalir ke dalam darah bayi. Setelah
mencapai volume darah optimal pada bayi, sisa dari jaringan akan menutup secara
aktif. Penutupan semua jaringan tidak terjadi ketika tali pusat tampak berhenti
berdenyut. Tali pusat dapat terus berdenyut sekitar 2 hingga 3 jam.
4.
Manfaat Lotus Birth
a. Tali pusat dibiarkan terus berdenyut
sehingga memungkinkan terjadinya perpanjangan aliran darah ibu ke janin.
b. Oksigen vital yang melalui tali
pusat dapat sampai ke bayi sebelum bayi benar-benar dapat mulai bernafas
sendiri
c. Lotus Birth juga memungkinkan bayi
cepat untuk menangis segera setelah lahir.
d. Bayi tetap berada dekat ibu setelah
kelahiran sehingga memungkinkan terjadinya waktu yang lebih lama untuk bounding
attachment.
e. Dr Sarah Buckley mengatakan
:"bayi akan menerima tambahan 50-100 ml darah yang dikenal sebagai
transfusi placenta. Darah transfuse ini mengandung zat besi, sel darah merah,
keeping darah dan bahan gizi lain, yang akan bermanfaat bagi bayi sampai tahun
pertama."
Hilangnya
30 mL darah ke bayi baru lahir adalah setara dengan hilangnya 600 mL darah
untuk orang dewasa. Asuhan persalinan umum dengan pemotongan tali pusat sebelum
berhenti berdenyut memungkinkan bayi baru lahir kehilangan 60 mL darah,
yang setara dengan 1200mL darah orang dewasa.
5.
Resiko Lotus Birth
Namun,
studi ini juga menemukan bahwa bayi dalam kelompok tertunda-klem lebih rentan
terhadap penyakit kuning. Banyak bayi mendapatkan bentuk ringan dari penyakit
kuning saat lahir karena hati belum matang dan tidak bisa memproses bilirubin,
produk sampingan kuning pemecahan sel darah merah tua. Ketika hati tidak dapat
memproses semua bilirubin cenderung terdorong keluar ke jaringan dan bayi
tampak kuning sedikit Ikterus baru lahir dapat mereda tanpa pengobatan atau
diperlakukan dengan paparan sinar matahari yang sederhana.
Kajian ini menemukan bahwa bayi
dalam kelompok tertunda-klem memiliki risiko lebih tinggi untuk penyakit kuning
yang membutuhkan perawatan ekstra dengan fototerapi. Secara medis yang harus
diwaspadai bila tali pusar harus segera diklem untuk mencegah bayi menjadi
kuning karena bilirubin (senyawa hasil metabolisme hati) yang tinggi. Apalagi
bila terdapat perbedaan golongan darah ibu dan bayi misalnya rhesus darah ibu
negatif bayi rhesus positif atau ibu golongan darah O bayi A, B atau AB. Semakin
lama tali pusar dibiarkan, maka akan semakin banyak darah ibu yang tidak sesuai
bercampur dengan darah bayi.
6.
Langkah-Langkah dalam Lotus Birth
Beberapa hal yang dilakukan dalam Lotus Birth diantaranya :
Beberapa hal yang dilakukan dalam Lotus Birth diantaranya :
1. Bila
bayi lahir, biarkan tali pusat utuh. Jika tali pusat berada sekitar leher bayi,
cukup angkat tali tersebut.
2. Tunggu
lahirnya plasenta secara alami.
3. Ketika
plasenta lahir, tempatkan pada mangkuk di dekat ibu.
4. Tunggu
transfusi penuh darah dari pusat ke bayi sebelum menangani plasenta.
5. Hati-hati
dalam mencuci plasenta yaitu dengan menggunakan air hangat dan tepuk-tepuk
sampai kering.
6. Tempatkan
plasenta di tempat yang kering.
7. Letakkan
plasenta pada bahan yang menyerap seperti sebuah popok atau kain kemudian
letakkan dalam tas plasenta.
8. Gendong
bayi dan beri makan sesuai kebutuhannya.
9. Pakaikan
bayi menggunakan pakaian yang longgar.
10. bayi
dapat dimandikan seperti biasa, biarkan plasenta bersamanya.
11. Meminimalisir
pergerakan bayi.
7.
PENDAPAT
TENTANG LOTUS BIRTH
Saya setuju dengan adanya metode
lotus birth dalam tahap persalinan karena banyak manfaatnya, yakni dengan membiarkan
tali pusat terlepas secara alami akan menjaga volume darah bayi, sehingga
meningkatkan daya tahan tubuh. Dan Juga Bayi tetap berada dekat ibu setelah kelahiran sehingga
memungkinkan terjadinya waktu yang lebih lama untuk bounding attachment.
Diantara banyak manfaat juga
terdapat resiko dilakukannya penundaan klem, bahwa
bayi dalam kelompok tertunda-klem lebih rentan terhadap penyakit kuning.
Secara medis yang harus diwaspadai bila
tali pusar harus segera diklem untuk mencegah bayi menjadi kuning karena
bilirubin (senyawa hasil metabolisme hati) yang tinggi. Apalagi bila terdapat
perbedaan golongan darah ibu dan bayi misalnya rhesus darah ibu negatif bayi
rhesus positif atau ibu golongan darah O bayi A, B atau AB. Semakin lama tali
pusar dibiarkan, maka akan semakin banyak darah ibu yang tidak sesuai bercampur
dengan darah bayi.
B. WATER BIRTH
1. Apa
Itu Water Birth?
Metode melahirkan di dalam air atau
water birth semakin populer dan menjadi tren persalinan. Banyak yang merasakan
manfaatnya. Selain mampu mereduksi rasa sakit, persalinan di dalam kolam berisi
air hangat juga membuat ibu hamil memiliki tenaga lebih untuk mengejan.
Beberapa penelitian bahkan mengklaim bahwa metode melahirkan dalam air juga
bermanfaat bagi bayi yang akan dilahirkan. Berdasar laporan Waterbirth
Internasional, metode ini membutuhkan sebuah kolam bersalin khusus berisi air
dengan suhu 95-100 derajat Fahrenheit. Sangat disarankan menghindari penggunaan
bath tubs atau kolam anak kecil, karena sulit akan mempertahankan suhu yang
tepat. Berikut beberapa hal yang perlu Anda ketahui tentang water birth.
Persalinan
di air (Inggris: waterbirth) adalah proses persalinan atau proses melahrkan
yang dilakukan didalam air hangat. Persalinan di air merupakan perkembangan
yang relatif baru yang diperkenalkan di Eropa, Perancis pada tahun 1803. Pada
1970-an, beberapa bidan dan dokter di Rusia dan Prancis menjadi tertarik dengan
cara-cara membantu bayi melakukan transisi dari dalam kehidupan di dalam rahim
dengan kehidupan di luar sehalus mungkin.
Di Negara-negara seperti Rusia, Amerika
Serikat, dan beberapa Negara di Asia, Waterbirth telah dikenal sejak lama.
Tapi di Negara Indonesia baru mengenal Waterbirth pada tahun 2006. Klinik
bersalin yang menerapkan metode Waterbirth di Indonesia adalah klinik Rumah
Bersalin yang beralamatkan di Jl. Wijaya Jakarta. Menurut dr. T. Otamar, SpOG:
“Saat melahirkan di dalam air, rasa nyeri akan berkurang dibandingkan saat
melahirkan di darat. Pasalnya, sirkulasi darah uterus lebih baik, sehingga sang
ibu yang akan melahirkan merasa lebih rileks”. Menurut dr. T. Otamar, SpOG, :
Di rahim, bayi tidak bernafas seperti bayi yang ada di darat, karena kadar
prostaglandin-nya masih tinggi sehingga otot diafragma belum berfungsi. Untuk
itu, tidak jadi masalah bagi bayi yang baru lahir meluncur di dalam air,
asalkan begitu lahir, langsung diambil.
Tetapi metode Waterbirth ini perlu
dipertimbangkan bagi sang ibu yang kondisinya tidak memungkinkan untuk memakai
metode ini, seperti bagi ibu yang memiliki kondisi preeklamasia (ada
kemungkinan bayi prematur, bayi kembar, sungsang, pendarahan, infeksi herpes),
karena virus herpes tidak mati di air hangat, sehingga dapat menular pada bayi
yang baru lahir.
2. Manfaat Water Birth
Melahirkan
di dalam air membantu ibu hamil merasa lebih rileks sehingga dapat mengurangi
rasa sakit saat persalinan. Dalam rendaman air, kulit akan memiliki elastisitas
lebih besar, sehingga memperkecil risiko robek pada jalan lahir bayi. Ibu akan
merasa lebih rileks karena semua otot yang berkaitan dengan proses persalinan
menjadi elastis. Metode ini juga akan mempermudah proses mengejan, Sehingga
rasa nyeri selama persalinan tidak terlalu dirasakan.
Proses
kelahiran, dapat menjadi pengalaman yang berat untuk bayi, air hangat memang membantu
memudahkan transisi dari jalan lahir ke dunia luar karena cairan hangat
menyerupai akrab lingkungan intrauterin , dan melembutkan cahaya, warna dan
suara. Di dalam air proses pembukaan jalan lahir akan berjalan lebih cepat Bagi
bayi, Menurunkan risiko cedera kepala bayi.
Meskipun
belum dilakukan penelitian mendalam, namun pakar kesehatan meyakini bahwa lahir
dengan metode ini memungkinkan IQ bayi menjadi lebih tinggi dibandingkan bayi
yang lahir dengan metode lain. Peredaran darah bayi akan lebih baik, sehingga
tubuh bayi akan cepat memerah setelah dilahirkan.
Sebetulnya,
manfaat paling baik dari metode melahirkan dalam air ini adalah bagi bayi. Air
yang digunakan adalah air hangat dengan suhu 37 C yang suhunya mirip dengan
suhu dalam rahim ibu. Sehingga begitu keluar dari rahim ibu, bayi merasakan
keamanan dan kenyamanan seperti dalam rahim ibu, sehingga ia bisa lebih
beradaptasi. Setelah dikeluarkan dari dalam air, barulah bayi tersebut
menangis. Bayi juga menjadi lebih bersih dari kotoran dan darah.
3.
Kelemahan Water Birth
Sebuah
penelitian mengungkap kekhawatiran bahwa medium air akan membuat tali pusat
menjadi kusut atau terkompresi, sehingga bayi kemungkinan akanterengah-engah
dan menghisap air ke dalam paru-paru mereka. Studi tahun 2002 yang
dipublikasikan dalam jurnal kesehatan Pediatrics juga menyimpulkan bahwa
persalinan dalam air meningkatkan risiko bayi tenggelam.Situs
Live Science menambahkan bahwa kelahiran dalam air tidak direkomendasikan oleh
American College of Obstetricians and Gynecologists sebagai pilihan proses
melahirkan yang layak. Persalinan dalam air dikhawatirkan memicu risiko
pneumonia atau infeksi pada otak, dan serangan kekuarangan oksigen.
4.
Resiko Dan Prasyarat
Kemungkinan air kolam tertelan oleh
bayi sangat besar. Kondisi ini menyebabkan proses membutuhkan bantuan dokter
kebidanan dan kandungan, juga spesialis anak yang akan melakukan pengecekan
langsung saat bayi lahir. Sehingga jika ada gangguan bisa langsung terdeteksi
dan diatasi. Hipotermia atau suhu tubuh terlalu rendah akan dialami ibu jika
proses melahirkan berlangsung lebih lama dari perperkiraan.
Bayi
berisiko mengalami temperature shock jika suhu air tidak sama dengan suhu si
ibu saat melahirkan yaitu 37 derajat celcius. Tidak dapat dilakukan oleh ibu
yang memiliki panggul kecil. sehingga harus melahirkan dengan bedah caesar. Bila
bayi beresiko sungsang lebih baik hindari melakukan persalinan di air. Bila si
ibu memiliki penyakit herpes, bisa beresiko menularkan penyakit tersebut
melalui mata, selaput lendir dan tenggorokan bayi, karena kuman herpes dapat
bertahan diair. Kolam plastik yang digunakan harus benar benar steril agar
tidak rentan terinfeksi kuman dan virus lainnya.
5.
Batasan Melahirkan Di Air
Melahirkan diair tetap ada batasan dan pertimbangan
medis untuk diperkenankan. Beberapa faktor yang tidak membolehkan persalinan
dalam air, antara lain panggul ibu kecil, bayi lahir sungsang atau melintang,
ibu yang sedang dalam perawatan medis, ibu memiliki penyakit herpes, serta
beberapa keadaan lainnya. Ibu yang mengindap herpes disarankan untuk tidak
melahirkan dengan metode ini, karena kuman herpes tidak mati didalam air
sehingga dapat menular kepada bayi melalui mata,selaput lendir,dan tenggorokan
bayi.
Syarat lainnya, proses melahirkan didalam airtidak
bisa dilakukan sembarangan, kendati terlihat mudah. Pengawasan dari pihak medis
tetap diperlukan untuk menjaga terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
6.
Proses Melahirkan Di Air
a.
Ibu
masuk ke dalam air ketika akan melahirkan, ibu mengalami fase pembukaan laten
dan aktif. Saat fase aktif pembukaan sudah mencapai 5cm, ibu baru bisa masuk ke
kolam air. Pada fase ini biasanya dibutuhkan waktu sebentar saja, sekitar 1-2
jam untuk menunggu kelahiran sang bayi.
b. Sikap rileks, biasanya begitu ibu
masuk ke dalam kolam air akan terasa nyaman dan hilang rasa sakitnya. Ibu dapat
duduk dengan relaks dan bisa lebih fokus melahirkan. Dapat juga posisi lain
seperti menungging.
c. Mengedan seiring kontraksi. Di dalam
air, mengedan akan lebih ringan, tidak menggunakan tenaga kuat yang biasanya
membuat terasa lebih sakit. Air akan memblok rangsang-rangsang rasa sakit.
Jadi, rasa sakit yang ada tidak diteruskan, melainkan akan hilang dengan
sendirinya. Ditambah lagi kemampuan daya apung dari air yang akan meringankan
saat mengedan. Mengedan mengikuti irama datangnya kontraksi. Bayi yang keluar
juga tak perlu bantuan manipulasi tangan atau lainnya, kecuali terlihat agak
seret keluarnya. Kontraksi yang baik akan mempercepat pembukaan rahim dan
mempercepat proses persalinan. Apalagi dengan ibu berendam dalam air, dinding
vagina akan lebih rileks, lebih elastis, sehingga lebih mudah dan cepat
membukanya. Hal ini pula yang menyebabkan tak perlunya jahitan setelah
melahirkan, kecuali bila memang ada robekan.
d. Pengangkatan bayi. Setelah keluar
kaki bayi dan tubuh seluruhnya, barulah bayi diangkat. Darah yang keluar tidak
berceceran ke mana-mana, melainkan mengendap di dasar kolam, demikian pula
dengan ari-ari bayi.Kontraksi rahim yang baik menyebabkan perdarahan yang
terjadi pun sedikit.
e. Ketika bayi keluar dalam air,
mungkin orang khawatir bayi akan tersedak, namun, sebetulnya bila diingat
prinsipnya, bayi hidup sembilan bulan dalam air ketuban ibu. Jadi, begitu dia
lahir keluar ke dalam kolam, sebetulnya dia lahir ke lingkungan dengan kondisi
yang hampir mirip dalam kandungan, yaitu ke dalam air dengan suhu yang sama
seperti halnya ketika dalam rahim. Ketika bayi keluar dalam air, saat itu bayi
belum ada rangsang untuk bernapas. Setelah diangkat ke permukaan barulah
terjadi perubahan, timbul rangsangan untuk bernapas dan biarkan ia menangis.
Setelah stabil kondisi pernapasannya, barulah digunting tali pusarnya.
Mengingat melahirkan di air membuat sirkulasi oksigen ke bayi lebih baik, maka
ketika bayi lahir tampak kulit yang lebih kemerahan.
f. Artinya, oksigenisasi ke bayi lebih
baik dan membuat paru-parunya pun jadi lebih baik. Bayi juga tampak bersih tak
banyak lemak di tubuhnya. Kemudian bayi dibersihkan dengan disedot sedikit dan
dibersihkan tali pusarnya.
C. PENDAPAT
TENTANG WATER BIRTH
Saya
setuju dengan adanya metode Water Birth dalam pilihan cara persalinan karena
banyak manfaatnya, untuk ibu
hamil merasa lebih rileks sehingga dapat mengurangi rasa sakit saat persalinan,
Dalam rendaman air, kulit akan memiliki elastisitas lebih besar, sehingga
memperkecil risiko robek pada jalan lahir bayi, Metode ini juga akan
mempermudah proses mengejan, Sehingga rasa nyeri selama persalinan tidak
terlalu dirasakan. Sedangkan manfaat untuk bayi yakni, air yang digunakan
adalah air hangat dengan suhu 37 C yang suhunya mirip dengan suhu dalam rahim
ibu. Sehingga begitu keluar dari rahim ibu, bayi merasakan keamanan dan
kenyamanan seperti dalam rahim ibu, sehingga ia bisa lebih beradaptasi. Setelah
dikeluarkan dari dalam air, barulah bayi tersebut menangis. Bayi juga menjadi
lebih bersih dari kotoran dan darah.
Akan tetapi dibalik ada kelebihan dan
manfaat dari metode water birth ada juga kekurangan serta resikonya, Bayi berisiko mengalami temperature
shock jika suhu air tidak sama dengan suhu si ibu saat melahirkan yaitu 37
derajat celcius. Tidak dapat dilakukan oleh ibu yang memiliki panggul kecil. sehingga
harus melahirkan dengan bedah caesar. Bila bayi beresiko sungsang lebih baik
hindari melakukan persalinan di air. Bila si ibu memiliki penyakit herpes, bisa
beresiko menularkan penyakit tersebut melalui mata, selaput lendir dan
tenggorokan bayi, karena kuman herpes dapat bertahan diair. Kolam plastik yang
digunakan harus benar benar steril agar tidak rentan terinfeksi kuman dan virus
lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar