fahimatul Ilmiyah. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Leaflet ASI Eksklusif



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Lotus Birth Dan Water Birth



LOTUS BIRTH DAN WATER BIRTH
A.    LOTUS BIRTH
1.      Apa Itu Lotus Birth?
Lotus Birth atau tali pusat yang tidak dipotong adalah proses melahirkan bayi dengan tetap membiarkan tali pusat terhubung dengan plasenta selama beberapa hari.
 praktek meninggalkan tali pusat yang tidak diklem dan  lahir  secara utuh, daripada ikut menghalangi proses fisiologis normal dalam perubahan Wharton's jelly yang menghasilkan pengkleman internal alami dalam 10-20 menit pasca persalinan. Tali pusat kemudian Kering dan akhirnya lepas dari umbilicus. Pelepasan tersebut umumnya terjadi 3-10 hari setelah lahir.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menekankan pentingnya penyatuan atau penggabungan pendekatan untuk asuhan ibu dan bayi, dan menyatakan dengan jelas (dalam Panduan Praktis Asuhan Persalinan Normal:, Geneva, Swiss, 1997) "Penundaan Pengkleman (atau tidak sama sekali diklem) adalah cara fisiologis dalam perawatan tali pusat, dan pengkleman tali pusat secara dini merupakan intervensi yang masih memerlukan pembuktian lebih lanjut."
Lotus Birth jarang dilakukan di rumah sakit tetapi umumnya dilakukan di klinik dan rumah bersalin, sehingga proses bonding attachment antara ibu dan bayi dapat dilakukan, hal ini tentunya bermanfaat bagi ibu dan bayi yang baru lahir .
Sementara penolong persalinan segera melakukan penilaian Apgar dan hal lain yang diperlukan oleh  bayi seperti suction atau rangsang taktil, sedangkan prosedur yang lebih lanjut ditunda terlebih dahulu sampai satu jam setelah melahirkan. Tali pusat bayi dipegang dengan tangan ibu, atau dipegang oleh ayah atau asisten penolong persalinan selama penjahitan ibu.
Karena adanya praktek budaya yang berbeda maka proses pengawetan plasenta dilakukan dalam berbagai cara yang berbeda. Beberapa orang lebih memilih untuk menyimpan plasenta sehingga dapat menguburkannya dengan anak di akhir kehidupan anak tersebut. Sedangkan yang lainnya membiarkan plasenta sampai mengerut dan mengering secara alami dan kemudian dikuburkan. Salah satu contohnya adalah Orang-orang Igbo di Nigeria, mereka menguburkan plasenta setelah lahir dan sering menanam pohon diatas kuburan plasenta tersebut.
           Pada Lotus Birth, kelebihan cairan yang dikeluarkan plasenta  disimpan dalam mangkuk atau waskom terbuka atau dibungkus kain, lalu didekatkan dengan bayi. Kain yang digunakan untuk  menutupi plasenta atau wadah yang digunakan harus memungkinkan terjadinya pertukaran udara, sehingga plasenta mendapatkan udara dan mulai mengering serta tidak berbau busuk. Garam laut sering digunakan untuk mempercepat proses pengeringan plasenta. Kadang-kadang minyak esensial, seperti lavender, atau bubuk tumbuh-tumbuhan seperti goldenseal, neem, bersama dengan lavender  juga digunakan untuk  tambahan antibacterial.
           Apabila tindakan pengeringan plasenta tidak diterapkan dengan baik plasenta akan memiliki bau yang berbeda, bau tersebut dapat diatasi  dengan penanaman plasenta secara langsung atau didinginkan setelah minggu pertama pasca persalinan.
Manajemen aktif  Kala Tiga persalinan merupakan praktek dan pelatihan medis umum yang digunakan untuk mempercepat kelahiran plasenta. Tahap-tahap manajemen aktif  kala tiga tersebut adalah : pemberian oksitosin, pengkleman tali pusat segera, memotong tali pusat, peregangan tali pusat terkendali, masase fundus.
Ibu dan bayi akan mendapatkan manfaat lebih besar dengan metode Lotus Birth, terutama dalam hal bonding. Dan pemotongan tali pusat sebelum waktunya lepas dengan sendirinya, dapat menyebabkan bayi lebih mudah terkena infeksi. Sistem imun bayi mengalami tantangan yang besar setelah dilahirkan. Dan membiarkan tali pusat terlepas secara alami akan menjaga volume darah bayi, sehingga meningkatkan daya tahan tubuh.

2.      Asal Usul Lotus Birth
   Negara perintis Lotus birth adalah Amerika. Lotus birth dilakukan sebagai langkah pencegahan untuk melindungi bayi dari infeksi luka yang terbuka. Meskipun Lotus birth ini merupakan suatu fenomena yang baru, tapi penundaan pemotongan tali pusat sudah ada dalam budaya Bali dan budaya suku Aborigin Australia. Dan keputusan Lotus birth serta dampak fisiologis yang dapat terjadi merupakan tanggung jawab dari klien yang telah memilih dan membuat keputusan tersebut.
        Primatolog Jane Goodall, adalah orang pertama untuk melakukan apapun studi jangka panjang dari simpanse di alam bebas Pada hewan Simpanse, yang merupakan mamalia dengan 99% bahan genetik hampir sama dengan manusia, juga pada prakteknya membiarkan plasenta utuh, tidak merusaknya bahkan memotongnya. Hal itu dikenal dengan fakta primatologis.
Lotus Birth, saat ini merupakan informed choice yang dilakukan minoritas dari  homebirth dan  hospital birth hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian Sarah Buckley, MD dan Int'l Bidan Robin Lim. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Lotus Birth kita dapat melanjutkan pendidikan berlisensi sertifikasi bidan dan perawat bidan atau juranl penelitian seperti dalam majalah kebidanan dan Midwifery  Today and Mothering.
        Informasi mengenai lotus birth ini terdapat dalam ajaran Budha, Hindu, Kristen serta Yahudi. Di Tibet dan Zen Buddhisme, istilah "kelahiran teratai" digunakan untuk menggambarkan para guru spiritual seperti Buddha Gautama dan Padmasambhava (Lien Sen-hua), menekankan mereka masuk ke dunia sebagai utuh, anak-anak kudus. Kelahiran referensi teratai juga ditemukan dalam Hinduisme, misalnya dalam kisah kelahiran Wisnu. Sampai sekarang belum ada penelitian lebih lanjut mengenai penyakit kuning dan kehilangan berat badan bayi karena tindakan Lotus birth.
 Praktek kesehatan ini pertama kali di dunia Barat dipopulerkan oleh  Jeannine Parvati Baker, penulis buku pertama tentang yoga prenatal di prenatal yoga in the West, Prenatal Yoga & Natural Childbirth. Buku itu menggambarkan pengalaman persalinannya sendiri sebanyak dua kali. Proses persalinan tersebut diilhami nilai yoga ahimsa serta yoga pengajaran inti yang melekat dalam proses ikatan primal.

3.      Alasan Memilih Lotus Birth
       Setiap ibu memiliki alasan sendiri. Berikut ini adalah beberapa alasan ibu untuk memilih Lotus Birth:
a.       tidak ada keinginan ibu untuk memisahkan plasenta dari bayi dengan cara    memotong tali pusat.
b.      Supaya proses transisi bayi terjadi secara lembut dan damai, yang memungkinkan penolong persalinan untuk memotong tali pusat pada waktu yang tepat.
c.       Merupakan suatu penghormatan terhadap bayi dan plasenta
d.      100% menjamin bahwa bayi mendapatkan volume darah optimal dan spesifik yang diperlukan bagi bayi.
e.       Mendorong ibu untuk menenangkan diri pada minggu pertama postpartum sebagai masa pemulihan sehingga bayi mendapat perhatian penuh.
f.       Mengurangi kematian bayi karena pengunjung yang ingin bertemu bayi. Sebagian besar pengunjung akan lebih memilih untuk menunggu hingga plasenta telah lepas.
g.      Alasan rohani atau emosional.
h.      Tradisi budaya yang harus dilakukan.
i.        Tidak khawatir tentang bagaimana mengklem, memotong atau mengikat tali pusat.
j.        Kemungkinan menurunkan risiko infeksi (Lotus Birth memastikan sistem tertutup antara plasenta, tali pusat, dan bayi sehingga tidak ada luka terbuka)
k.      Kemungkinan menurunkan waktu penyembuhan luka pada perut (adanya luka membutuhkan waktu untuk penyembuhan.sedangkan jika tidak ada luka, waktu penyembuhan akan minimal)
      Hanya karena tali pusat telah berhenti berdenyut  tidak berarti tali pusat menjadi tidak berguna lagi. Ada yang masih mengalir ke dalam darah bayi. Setelah mencapai volume darah optimal pada bayi, sisa dari jaringan akan menutup secara aktif. Penutupan semua jaringan tidak terjadi ketika tali pusat tampak berhenti berdenyut. Tali pusat dapat terus berdenyut sekitar 2 hingga 3 jam.
4.      Manfaat Lotus Birth
a.       Tali pusat dibiarkan terus berdenyut sehingga memungkinkan terjadinya perpanjangan aliran darah ibu ke janin.
b.      Oksigen vital yang melalui tali pusat dapat sampai ke bayi sebelum bayi benar-benar dapat mulai bernafas sendiri
c.       Lotus Birth juga memungkinkan bayi cepat untuk menangis segera setelah lahir.
d.      Bayi tetap berada dekat ibu setelah kelahiran sehingga memungkinkan terjadinya waktu yang lebih lama untuk bounding attachment.
e.       Dr Sarah Buckley mengatakan :"bayi akan menerima tambahan 50-100 ml darah yang dikenal sebagai transfusi placenta. Darah transfuse ini mengandung zat besi, sel darah merah, keeping darah dan bahan gizi lain, yang akan bermanfaat bagi bayi sampai tahun pertama."
Hilangnya 30 mL darah ke bayi baru lahir adalah setara dengan hilangnya 600 mL darah untuk orang dewasa. Asuhan persalinan umum dengan pemotongan tali pusat sebelum berhenti berdenyut memungkinkan bayi baru lahir kehilangan  60 mL darah, yang setara dengan  1200mL darah orang dewasa.
5.      Resiko Lotus Birth
Namun, studi ini juga menemukan bahwa bayi dalam kelompok tertunda-klem lebih rentan terhadap penyakit kuning. Banyak bayi mendapatkan bentuk ringan dari penyakit kuning saat lahir karena hati belum matang dan tidak bisa memproses bilirubin, produk sampingan kuning pemecahan sel darah merah tua. Ketika hati tidak dapat memproses semua bilirubin cenderung terdorong keluar ke jaringan dan bayi tampak kuning sedikit Ikterus baru lahir dapat mereda tanpa pengobatan atau diperlakukan dengan paparan sinar matahari yang sederhana.
Kajian ini menemukan bahwa bayi dalam kelompok tertunda-klem memiliki risiko lebih tinggi untuk penyakit kuning yang membutuhkan perawatan ekstra dengan fototerapi. Secara medis yang harus diwaspadai bila tali pusar harus segera diklem untuk mencegah bayi menjadi kuning karena bilirubin (senyawa hasil metabolisme hati) yang tinggi. Apalagi bila terdapat perbedaan golongan darah ibu dan bayi misalnya rhesus darah ibu negatif bayi rhesus positif atau ibu golongan darah O bayi A, B atau AB. Semakin lama tali pusar dibiarkan, maka akan semakin banyak darah ibu yang tidak sesuai bercampur dengan darah bayi.

6.      Langkah-Langkah dalam Lotus Birth
Beberapa hal yang dilakukan dalam Lotus Birth diantaranya :
1.      Bila bayi lahir, biarkan tali pusat utuh. Jika tali pusat berada sekitar leher bayi,     cukup angkat tali tersebut.
2.      Tunggu lahirnya plasenta secara alami.
3.      Ketika plasenta lahir, tempatkan pada mangkuk di dekat ibu.
4.      Tunggu transfusi penuh darah dari pusat ke bayi sebelum menangani plasenta.
5.      Hati-hati dalam mencuci plasenta yaitu dengan menggunakan air hangat dan tepuk-tepuk sampai kering.
6.      Tempatkan plasenta di tempat yang kering.
7.      Letakkan plasenta pada bahan yang menyerap seperti sebuah popok atau kain kemudian letakkan dalam tas plasenta.
8.      Gendong bayi dan beri makan sesuai kebutuhannya.
9.      Pakaikan bayi menggunakan pakaian yang longgar.
10.  bayi dapat dimandikan seperti biasa, biarkan plasenta bersamanya.
11.  Meminimalisir pergerakan bayi.

7.      PENDAPAT TENTANG LOTUS BIRTH
Saya setuju dengan adanya metode lotus birth dalam tahap persalinan karena banyak manfaatnya, yakni dengan membiarkan tali pusat terlepas secara alami akan menjaga volume darah bayi, sehingga meningkatkan daya tahan tubuh. Dan Juga Bayi tetap berada dekat ibu setelah kelahiran sehingga memungkinkan terjadinya waktu yang lebih lama untuk bounding attachment.
Diantara banyak manfaat juga terdapat resiko dilakukannya penundaan klem, bahwa bayi dalam kelompok tertunda-klem lebih rentan terhadap penyakit kuning. Secara medis yang harus diwaspadai bila tali pusar harus segera diklem untuk mencegah bayi menjadi kuning karena bilirubin (senyawa hasil metabolisme hati) yang tinggi. Apalagi bila terdapat perbedaan golongan darah ibu dan bayi misalnya rhesus darah ibu negatif bayi rhesus positif atau ibu golongan darah O bayi A, B atau AB. Semakin lama tali pusar dibiarkan, maka akan semakin banyak darah ibu yang tidak sesuai bercampur dengan darah bayi.

B.     WATER BIRTH


1.      Apa Itu Water Birth?
      Metode melahirkan di dalam air atau water birth semakin populer dan menjadi tren persalinan. Banyak yang merasakan manfaatnya. Selain mampu mereduksi rasa sakit, persalinan di dalam kolam berisi air hangat juga membuat ibu hamil memiliki tenaga lebih untuk mengejan.  Beberapa penelitian bahkan mengklaim bahwa metode melahirkan dalam air juga bermanfaat bagi bayi yang akan dilahirkan. Berdasar laporan Waterbirth Internasional, metode ini membutuhkan sebuah kolam bersalin khusus berisi air dengan suhu 95-100 derajat Fahrenheit. Sangat disarankan menghindari penggunaan bath tubs atau kolam anak kecil, karena sulit akan mempertahankan suhu yang tepat. Berikut beberapa hal yang perlu Anda ketahui tentang water birth.
      Persalinan di air (Inggris: waterbirth) adalah proses persalinan atau proses melahrkan yang dilakukan didalam air hangat. Persalinan di air merupakan perkembangan yang relatif baru yang diperkenalkan di Eropa, Perancis pada tahun 1803. Pada 1970-an, beberapa bidan dan dokter di Rusia dan Prancis menjadi tertarik dengan cara-cara membantu bayi melakukan transisi dari dalam kehidupan di dalam rahim dengan kehidupan di luar sehalus mungkin.
      Di Negara-negara seperti Rusia, Amerika Serikat, dan beberapa Negara di Asia, Waterbirth telah dikenal sejak lama. Tapi di Negara Indonesia baru mengenal Waterbirth pada tahun 2006. Klinik bersalin yang menerapkan metode Waterbirth di Indonesia adalah klinik Rumah Bersalin yang beralamatkan di Jl. Wijaya Jakarta. Menurut dr. T. Otamar, SpOG: “Saat melahirkan di dalam air, rasa nyeri akan berkurang dibandingkan saat melahirkan di darat. Pasalnya, sirkulasi darah uterus lebih baik, sehingga sang ibu yang akan melahirkan merasa lebih rileks”. Menurut dr. T. Otamar, SpOG, : Di rahim, bayi tidak bernafas seperti bayi yang ada di darat, karena kadar prostaglandin-nya masih tinggi sehingga otot diafragma belum berfungsi. Untuk itu, tidak jadi masalah bagi bayi yang baru lahir meluncur di dalam air, asalkan begitu lahir, langsung diambil.
      Tetapi metode Waterbirth ini perlu dipertimbangkan bagi sang ibu yang kondisinya tidak memungkinkan untuk memakai metode ini, seperti bagi ibu yang memiliki kondisi preeklamasia (ada kemungkinan bayi prematur, bayi kembar, sungsang, pendarahan, infeksi herpes), karena virus herpes tidak mati di air hangat, sehingga dapat menular pada bayi yang baru lahir.

2.      Manfaat Water Birth
      Melahirkan di dalam air membantu ibu hamil merasa lebih rileks sehingga dapat mengurangi rasa sakit saat persalinan. Dalam rendaman air, kulit akan memiliki elastisitas lebih besar, sehingga memperkecil risiko robek pada jalan lahir bayi. Ibu akan merasa lebih rileks karena semua otot yang berkaitan dengan proses persalinan menjadi elastis. Metode ini juga akan mempermudah proses mengejan, Sehingga rasa nyeri selama persalinan tidak terlalu dirasakan.
      Proses kelahiran, dapat menjadi pengalaman yang berat untuk bayi, air hangat memang membantu memudahkan transisi dari jalan lahir ke dunia luar karena cairan hangat menyerupai akrab lingkungan intrauterin , dan melembutkan cahaya, warna dan suara. Di dalam air proses pembukaan jalan lahir akan berjalan lebih cepat Bagi bayi, Menurunkan risiko cedera kepala bayi.
      Meskipun belum dilakukan penelitian mendalam, namun pakar kesehatan meyakini bahwa lahir dengan metode ini memungkinkan IQ bayi menjadi lebih tinggi dibandingkan bayi yang lahir dengan metode lain. Peredaran darah bayi akan lebih baik, sehingga tubuh bayi akan cepat memerah setelah dilahirkan.
      Sebetulnya, manfaat paling baik dari metode melahirkan dalam air ini adalah bagi bayi. Air yang digunakan adalah air hangat dengan suhu 37 C yang suhunya mirip dengan suhu dalam rahim ibu. Sehingga begitu keluar dari rahim ibu, bayi merasakan keamanan dan kenyamanan seperti dalam rahim ibu, sehingga ia bisa lebih beradaptasi. Setelah dikeluarkan dari dalam air, barulah bayi tersebut menangis. Bayi juga menjadi lebih bersih dari kotoran dan darah.

3.      Kelemahan Water Birth
      Sebuah penelitian mengungkap kekhawatiran bahwa medium air akan membuat tali pusat menjadi kusut atau terkompresi, sehingga bayi kemungkinan akanterengah-engah dan menghisap air ke dalam paru-paru mereka. Studi tahun 2002 yang dipublikasikan dalam jurnal kesehatan Pediatrics juga menyimpulkan bahwa persalinan dalam air meningkatkan risiko bayi tenggelam.Situs Live Science menambahkan bahwa kelahiran dalam air tidak direkomendasikan oleh American College of Obstetricians and Gynecologists sebagai pilihan proses melahirkan yang layak. Persalinan dalam air dikhawatirkan memicu risiko pneumonia atau infeksi pada otak, dan serangan kekuarangan oksigen.

4.      Resiko Dan Prasyarat
      Kemungkinan air kolam tertelan oleh bayi sangat besar. Kondisi ini menyebabkan proses membutuhkan bantuan dokter kebidanan dan kandungan, juga spesialis anak yang akan melakukan pengecekan langsung saat bayi lahir. Sehingga jika ada gangguan bisa langsung terdeteksi dan diatasi. Hipotermia atau suhu tubuh terlalu rendah akan dialami ibu jika proses melahirkan berlangsung lebih lama dari perperkiraan.
      Bayi berisiko mengalami temperature shock jika suhu air tidak sama dengan suhu si ibu saat melahirkan yaitu 37 derajat celcius. Tidak dapat dilakukan oleh ibu yang memiliki panggul kecil. sehingga harus melahirkan dengan bedah caesar. Bila bayi beresiko sungsang lebih baik hindari melakukan persalinan di air. Bila si ibu memiliki penyakit herpes, bisa beresiko menularkan penyakit tersebut melalui mata, selaput lendir dan tenggorokan bayi, karena kuman herpes dapat bertahan diair. Kolam plastik yang digunakan harus benar benar steril agar tidak rentan terinfeksi kuman dan virus lainnya.

5.      Batasan Melahirkan Di Air
Melahirkan diair tetap ada batasan dan pertimbangan medis untuk diperkenankan. Beberapa faktor yang tidak membolehkan persalinan dalam air, antara lain panggul ibu kecil, bayi lahir sungsang atau melintang, ibu yang sedang dalam perawatan medis, ibu memiliki penyakit herpes, serta beberapa keadaan lainnya. Ibu yang mengindap herpes disarankan untuk tidak melahirkan dengan metode ini, karena kuman herpes tidak mati didalam air sehingga dapat menular kepada bayi melalui mata,selaput lendir,dan tenggorokan bayi.
Syarat lainnya, proses melahirkan didalam airtidak bisa dilakukan sembarangan, kendati terlihat mudah. Pengawasan dari pihak medis tetap diperlukan untuk menjaga terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

6.     Proses Melahirkan Di Air
a.       Ibu masuk ke dalam air ketika akan melahirkan, ibu mengalami fase pembukaan laten dan aktif. Saat fase aktif pembukaan sudah mencapai 5cm, ibu baru bisa masuk ke kolam air. Pada fase ini biasanya dibutuhkan waktu sebentar saja, sekitar 1-2 jam untuk menunggu kelahiran sang bayi.
b.      Sikap rileks, biasanya begitu ibu masuk ke dalam kolam air akan terasa nyaman dan hilang rasa sakitnya. Ibu dapat duduk dengan relaks dan bisa lebih fokus melahirkan. Dapat juga posisi lain seperti menungging.
c.       Mengedan seiring kontraksi. Di dalam air, mengedan akan lebih ringan, tidak menggunakan tenaga kuat yang biasanya membuat terasa lebih sakit. Air akan memblok rangsang-rangsang rasa sakit. Jadi, rasa sakit yang ada tidak diteruskan, melainkan akan hilang dengan sendirinya. Ditambah lagi kemampuan daya apung dari air yang akan meringankan saat mengedan. Mengedan mengikuti irama datangnya kontraksi. Bayi yang keluar juga tak perlu bantuan manipulasi tangan atau lainnya, kecuali terlihat agak seret keluarnya. Kontraksi yang baik akan mempercepat pembukaan rahim dan mempercepat proses persalinan. Apalagi dengan ibu berendam dalam air, dinding vagina akan lebih rileks, lebih elastis, sehingga lebih mudah dan cepat membukanya. Hal ini pula yang menyebabkan tak perlunya jahitan setelah melahirkan, kecuali bila memang ada robekan.
d.      Pengangkatan bayi. Setelah keluar kaki bayi dan tubuh seluruhnya, barulah bayi diangkat. Darah yang keluar tidak berceceran ke mana-mana, melainkan mengendap di dasar kolam, demikian pula dengan ari-ari bayi.Kontraksi rahim yang baik menyebabkan perdarahan yang terjadi pun sedikit.
e.       Ketika bayi keluar dalam air, mungkin orang khawatir bayi akan tersedak, namun, sebetulnya bila diingat prinsipnya, bayi hidup sembilan bulan dalam air ketuban ibu. Jadi, begitu dia lahir keluar ke dalam kolam, sebetulnya dia lahir ke lingkungan dengan kondisi yang hampir mirip dalam kandungan, yaitu ke dalam air dengan suhu yang sama seperti halnya ketika dalam rahim. Ketika bayi keluar dalam air, saat itu bayi belum ada rangsang untuk bernapas. Setelah diangkat ke permukaan barulah terjadi perubahan, timbul rangsangan untuk bernapas dan biarkan ia menangis. Setelah stabil kondisi pernapasannya, barulah digunting tali pusarnya. Mengingat melahirkan di air membuat sirkulasi oksigen ke bayi lebih baik, maka ketika bayi lahir tampak kulit yang lebih kemerahan.
f.       Artinya, oksigenisasi ke bayi lebih baik dan membuat paru-parunya pun jadi lebih baik. Bayi juga tampak bersih tak banyak lemak di tubuhnya. Kemudian bayi dibersihkan dengan disedot sedikit dan dibersihkan tali pusarnya.


C.    PENDAPAT TENTANG  WATER BIRTH
      Saya setuju dengan adanya metode Water Birth dalam pilihan cara persalinan karena banyak manfaatnya, untuk ibu hamil merasa lebih rileks sehingga dapat mengurangi rasa sakit saat persalinan, Dalam rendaman air, kulit akan memiliki elastisitas lebih besar, sehingga memperkecil risiko robek pada jalan lahir bayi, Metode ini juga akan mempermudah proses mengejan, Sehingga rasa nyeri selama persalinan tidak terlalu dirasakan. Sedangkan manfaat untuk bayi yakni, air yang digunakan adalah air hangat dengan suhu 37 C yang suhunya mirip dengan suhu dalam rahim ibu. Sehingga begitu keluar dari rahim ibu, bayi merasakan keamanan dan kenyamanan seperti dalam rahim ibu, sehingga ia bisa lebih beradaptasi. Setelah dikeluarkan dari dalam air, barulah bayi tersebut menangis. Bayi juga menjadi lebih bersih dari kotoran dan darah.
      Akan tetapi dibalik ada kelebihan dan manfaat dari metode water birth ada juga kekurangan serta resikonya, Bayi berisiko mengalami temperature shock jika suhu air tidak sama dengan suhu si ibu saat melahirkan yaitu 37 derajat celcius. Tidak dapat dilakukan oleh ibu yang memiliki panggul kecil. sehingga harus melahirkan dengan bedah caesar. Bila bayi beresiko sungsang lebih baik hindari melakukan persalinan di air. Bila si ibu memiliki penyakit herpes, bisa beresiko menularkan penyakit tersebut melalui mata, selaput lendir dan tenggorokan bayi, karena kuman herpes dapat bertahan diair. Kolam plastik yang digunakan harus benar benar steril agar tidak rentan terinfeksi kuman dan virus lainnya.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS